Sunday, June 26, 2011

DAFTAR KESALAHAN

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Setiap pasang mata yang
memandang setuju bahwa mereka sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel
tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan"."Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang
kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut danmembuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia....."

Suaminya setuju dan malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya.

Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman..Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir...

"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya.

"Oh tidak, lanjutkan."jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan
semua yang terdaftar dan berkata dengan bahagia "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau baik, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku..."

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis.... .

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati.

Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan
menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita.

Monday, June 20, 2011

HIDUP ADALAH PERJALANAN

Dulu, ada seorang raja yg mengatakan pada seorang penunggang kuda, bahwa jika dia bisa menjelajahi daerah seluas apapun, maka raja akan memberikan kepadanya daerah seluas yg sanggup dijelajahinya itu. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin.

Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti untuk makan dan minum karena dia mau memiliki tanah yg maha luas.

Akhirnya tibalah ia pada suatu tempat setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas, tetapi ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah yg seluas ini? Kini aku sudah sekarat, dan hampir mati dan aku hanya butuh tanah seluas 2 meter untuk menguburkan diriku sendiri.

Cerita ini mirip dgn perjalanan hidup kita. Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kekuasaan, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mensyukuri keindahan karunia Tuhan yg dikaruniakanNya dlm hidup kita, hal2 yg ingin kita lakukan.

Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita, tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati. Anda percaya ada kehidupan sesudah mati? Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal yg tidak sempat lakukan.

Maka mulai saat ini luangkanlah waktu memikirkan sejenak hal yg akan terjadi jika kita mati kelak. Atau apa yg akan kita lakukan saat ini seandainya kita tahu bahwa kita akan meninggal dalam waktu seminggu lagi ? Sebulan lagi ? Setahun lagi ? 10 tahun lagi ? Atau bahkan bisa 50 tahun lagi ?

Friday, June 17, 2011

TUKANG ROTI DAN PETANI

Suatu hari seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani, namun melihat ukuran mentega yang ia beli, Ia jadi curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram
Beberapa kali ia menimbang mentega itu dan benar berat mentega itu tidak penuh satu kilogram. Yakinlah ia bahwa petani itu telah melakukan kecurangan. Ia melaporkan pada hakim dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan
Pada saat sidang hakim berkata pada petani
"Pak tani ... apakah kau tidak mempunyai timbangan?
sehingga engkau tidak menimbang mentega yang kau jual kepada tukang roti ini?"
"Tidak tuan hakim, saya tidak memiliki timbangan" jawab petani
"Lalu bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?" tanya hakim
Petani itu menjawab
"Ah, itu mudah sekali dijelaskan tuan hakim, Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu sebagai penyeimbang saya gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu"
Cerita tadi mungkin cukup membuat kita geli, tapi itu adalah hal yang sering kita alami sehari-hari bahwa kekesalan/kesalahan kita pada orang lain sering berasal dari sikap kita sendiri pada orang lain